Sampah Rumah Tangga Yang Termasuk Limbah Non B3

Sampah Rumah Tangga Yang Termasuk Limbah Non B3

Jenis Sampah Rumah Tangga

Nah, untuk memudahkan pemahaman kamu, kita bahas secara lebih detail tentang jenis-jenis sampah rumah tangga secara umum, yaitu:

Sampah organik adalah aneka sampah yang bisa diuraikan secara alami oleh lingkungan karena berasal dari sisa-sisa makhluk hidup. Contohnya dedaunan, sisa sayur dan buah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa daging, nasi dan seterusnya. Jenis sampah ini masih bisa diuraikan secara alami oleh hewan pengurai.

Berlawanan dari sampah organik, jenis anorganik ini meliputi sampah-sampah yang sulit diuraikan secara alami hingga membutuhkan waktu ratusan tahun hingga tidak bisa sama sekali terurai. Pernahkah kamu menggali tanah lalu tidak sengaja menemukan plastik kemasan ataupun kaleng yang terpendam?

Nah, itulah yang terjadi pada sampah anorganik. Sekalipun ditimbun tanah, dia sulit diuraikan. Contoh lainnya adalah sampah plastik, botol plastik bekas sabun, sampo, odol, sikat gigi plastik, botol kaca, styrofoam, karet/ban dan lainnya.

Nah, selain sampah organik dan anorganik, ada jenis lainnya yaitu sampah B3. Pernahkah kamu menggunakan obat semprot serangga? Ketika sudah habis, kaleng semprotnya akan menjadi sampah jenis B3. Yaitu sampah-sampah dari bahan kimia berbahaya dan beracun.

Jadi, kemasan-kemasan yang mengandung senyawa kimia berbahaya ini tidak boleh dibuang sembarangan. Harus dipisahkan dan diamankan karena potensi bahayanya cukup tinggi. Apalagi sampah B3 yang sering kamu jumpai? Pembalut sekali pakai, popok sekali pakai, elektronik meliputi kabel bekas, telepon genggam, serta benda tajam seperti silet, alat pencukur, dan sebagainya.

Inilah bagian yang paling penting, tentang bagaimana cara memilah sampah rumah tangga. Langkah-langkahnya yaitu:

Jadi, tunggu kapan lagi untuk mulai memilah sampah rumah tangga? Karena tumpukan sampah yang semakin menggunung tidak akan hilang dengan sendirinya, tanpa peran aktif kita. Yuk, mulai pilah sampah di rumah!

Sampah rumah tangga, tanpa disadari juga memuat sampah B3 di dalamnya. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ada sekitar 67,8 juta ton sampah di tahun 2020, sebanyak 37,3% nya merupakan sampah yang berasal dari aktivitas rumah tangga.

Tidak seperti sampah organik dan anorganik, sampah B3 perlu ditangani secara khusus. Hal ini mengingat bahwa sifat dan karakteristik sampahnya yang berpotensi mengandung zat tertentu, yang apabila tidak ditangani dengan penanganan serius dapat menimbulkan bahaya bagi lingkungan bahkan manusia di sekitar.

Sampah Medis Rumah Tangga

Beberapa sampah medis, seperti obat-obatan, bekas plester, tisu yang terkena darah, dan masker bekas merupakan contoh sampah B3 yang tanpa disadari sering dibuang sembarangan. Terutama banyak terjadi pada saat pandemi beberapa waktu lalu.

Masih banyak masyarakat yang kurang memahami bahwa kategori sampah di atas tidak seharusnya dibuang bercampur ke dalam sampah umum. Karena berpotensi membahayakan kesehatan lingkungan juga kesehatan para operator atau petugas persampahan.

Dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, telah diatur tata cara pengelolaan sampah medis, di mana penanganannya perlu menggunakan teknik “2P2S”, yaitu Proses, Pilah, Simpan, dan Salur. Teknik ini akan memisahkan sampah medis dari sampah umum sehingga mencegah potensi kontaminasi yang bisa terjadi.

Tidak hanya daftar di atas, masih ada sampah rumah tangga kategori B3 lainnya yang seringkali dibuang sembarangan. Contohnya seperti, bohlam lampu, kabel, sampah elektronik, botol spray bekas, dan tusuk sate.

Bahaya Sampah B3 Rumah Tangga bagi Kesehatan

Semua produk industri yang mengandung bahan kimia berbahaya dan berpotensi menjadi sampah B3 wajib diberi label informasi. Melansir dari laman Department of Toxic Substance Control California, ada tujuh simbol yang menandakan bahwa barang tersebut berbahaya. Simbol tersebut biasanya dicetak di kemasan atau tertempel pada barang. Dengan mengetahui simbol ini, kita bisa mengetahui risiko apa saja yang bisa muncul jika barang/produk tersebut tidak digunakan dengan benar.

Misalnya sampah b3 rumah tangga seperti detergent yang mengandung surfaktan yang bisa mengurangi kemampuan berkembangbiak organisme air dan menyebabkan menurunnya kualitas air. Jika kualitas air menurun, tidak hanya memengaruhi keseimbang alam saja, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan manusia.

Baterai bekas juga berbahaya jika berkontak langsung dengan manusia. Kandungan unsur timah dan asam sulfat pada baterai dapat menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan otak, gangguan kehamilan hingga impotensi.

Jika terpapar kandungan kimia dari sampah B3 terus menerus, dapat mengakibatkan keracunan akut. Kondisi keracunan akut tersebut dapat mengganggu fungsi otak, susunan saraf dan jantung.

Dalam jangka panjang, kandungan racun dalam sampah jenis ini dapat menyebabkan kelainan pada pembuluh darah, ginjal dan darah. Risiko terburuknya adalah kematian.

Agar terhindar dari bahaya sampah B3 tersebut, penting untuk memahami jenis dan cara mengelolanya. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 tahun 2014, disebutkan jika sampah B3 dibedakan berdasarkan sumbernya, menjadi tiga jenis, yaitu:

Sisa Cairan Pembersih

Salah satu sampah atau limbah yang hampir selalu ditemukan dari rumah tangga adalah sisa cairan pembersih, seperti sabun, sampo, sabun cuci, dan deterjen. Sesuai dengan wujudnya, sampah B3 rumah tangga ini masuk ke dalam kategori limbah cair domestik yang ternyata dapat mengganggu kesehatan air jika tidak ditangani dengan benar.

Limbah cair sisa pembersih umumnya mengandung nitrogen dan harafoslor yang dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton atau alga. Kandungan tersebut merupakan bagian dari zat eutrofikasi yang baik dalam meningkatkan produktivitas perairan. Sayangnya, jika kuantitasnya berlebihan dapat memicu timbulnya blooming alga dan dapat merugikan kehidupan organisme yang ada di suatu perairan.

Dikutip dari LIPI, eutrofikasi sendiri merupakan proses pengkayaan nutrisi dan bahan organik dalam air atau pencemaran air yang disebabkan munculnya nutrisi yang berlebihan ke dalam ekosistem perairan. Air dikatakan tercemar apabila ada pengaruh atau kontaminasi zat organik maupun anorganik. Sebabnya pun bisa oleh banyak hal, salah satunya adalah limbah sisa pembersih seperti deterjen, sabun, sampo yang bertumpuk dan mencemari.

Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun atau biasa disingkat sampah B3 merupakan sampah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya. Tidak seperti sampah organik yang lebih bersahabat, sampah B3 secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Pengelolaannya pun dijalankan secara khusus agar tidak menjadi ancaman bagi lingkungan dan manusia.

Tidak hanya di industri dan laboratorium, hampir di setiap rumah pasti memiliki satu dari beberapa sampah B3 itu. Sebut saja detergent, pengharum ruangan, cairan pembersih kamar mandi, lem perekat, barang elektronik hingga batu baterai. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum memahami cara penanganannya yang benar. Padahal pengelolaan yang salah dapat membahayakan banyak hal.

Sampah B3 Rumah Tangga

Sampah B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun merupakan sampah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya. Secara langsung maupun tidak, sampah B3 berpotensi mengganggu kesehatan dan mengancam keberlangsungan kehidupan manusia. Oleh karena itu, pengelolaannya harus dijalankan secara khusus.

Umumnya, produk rumah tangga yang dapat menjadi sampah B3 ketika selesai digunakan mengandung bahan beracun, korosif, mudah terbakar, reaktif, dan mudah menyala. Wujudnya dapat berupa cairan, gas padat atau lumpur.

Di dalam PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, sampah B3 dikategorikan menjadi dua jenis, yakni Sampah B3 Kategori 1 dan Sampah B3 Kategori 2.

1. Sampah B3 Kategori 1

Sampah B3 dalam kategori ini memiliki dampak atau efek yang cepat dan tiba-tiba, berpotensi langsung merusak tidak dalam waktu lama. Contohnya adalah cairan amonia (bahan pembuat pupuk buatan), benzene (senyawa dalam styrofoam, plastik, karet, cat, dan nilon), dan asam sulfat (bahan pengisi aki basah).

2. Sampah B3 Kategori 2

Sampah dengan kategori ini efeknya tidak akut dan dampak yang diberikan tidak terjadi secara langsung. Namun, bahaya dari penggunaannya adalah risiko paparan efek beracun yang terjadi dalam jangka panjang. Contohnya seperti barang elektronik bekas, aki/baterai bekas, bahan kedaluwarsa dan lain sebagainya.

Melihat dari efek dan dampak dari berbagai jenis sampah B3 di atas, aturan penanganan secara khusus sangat perlu untuk diikuti guna mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Cara Tepat Tangani Sampah B3 Rumah Tangga

Oleh sebab sampah B3 memiliki potensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia akibat kandungannya yang berbahaya dan beracun, maka penanganannya pun memerlukan teknik dan cara yang khusus.

Sampah baterai bekas dapat dibuang dengan cara mengumpulkannya ke dalam satu wadah khusus dan terpisah. Kemudian kirimkan ke pihak yang memiliki program pengelolaan limbah B3 atau sejenisnya, seperti Pemprov DKI Jakarta, E-Waste RJ, dan perusahaan pengelola sampah B3 lainnya.

Begitu juga dengan sisa oli bekas pakai, cat, bohlam lampu, perkabelan, botol spray, dan sampah medis rumah tangga. Pisahkan wadah pembuangannya dari tempat sampah umum, lalu serahkan kepada pengelola limbah B3 berizin yang terpercaya.

Sampah B3 dari Sumber Spesifik

Sampah B3 jenis ini berasal dari industri yang sudah jelas atau spesifik, seperti industri kesehatan dan laboratorium. Artinya, limbah dari kegiatan industri ini akan menjadi limbah infeksius dan termasuk sampah B3 sumber spesifik. Dan jenis sampah ini akan dibedakan lagi menjadi dua, yakni umum dan khusus. Contoh sampah B3 sumber spesifik umum adalah limbah karbon aktif, asam kromat bekas, dan proses tanning. Sedangkan sampah B3 sumber spesifik khusus bisa berupa slag timah putih, copper slag, nikel slag dan lainnya.

Belajar Pengelolaan Sampah

Faktanya, ada beragam jenis sampah yang hadir di lingkungan rumah. Bukan hanya harus belajar mengelola sampah organik dan anorganik, kita juga setidaknya mesti tau jenis-jenis sampah lainnya, terutama yang perlu ditangani secara khusus, seperti kategori sampah B3 rumah tangga.

Waste4Change menyediakan sarana belajar atau edukasi mengenai dunia persampahan melalui layanan Akademi Bijak Sampah (AKABIS). Demi melihat lebih dekat dunia pengelolaan sampah, Waste4Change menawarkan program berbasis pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman di seluruh Indonesia melalui 3 program utama, yaitu: AKABIS Class, AKABIS Workshop, dan AKABIS Xperience.

Melalui kegiatan ini, diharapkan akan ada lebih banyak lagi orang yang meningkat kesadarannya mengenai pentingnya menjaga lingkungan, terutama mengenai pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Ketahui lebih lanjut layanannya di sini.

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

%PDF-1.5 %âãÏÓ 81 0 obj <> endobj 93 0 obj <>/Filter/FlateDecode/ID[<9B56F0798361083AEA365E506629156D><2809748854FA0448932585C5CE84A8FC>]/Index[81 22]/Info 80 0 R/Length 68/Prev 263149/Root 82 0 R/Size 103/Type/XRef/W[1 2 1]>>stream hŞbbd``b`Z$«@D.ˆ$˜Õ@¬T«Äšbõ€X[@¬v ñ‚��‰‘á�ÅÀÀH€øÏØú À Ğ endstream endobj startxref 0 %%EOF 102 0 obj <>stream hŞb```¢`®ıB ÄÀeaàhb`ÖM’?À·‡�AË�ñàé…§0(704À…�€“�)¡Hs1/H€Q�A�A¹Á—A�Aø·ë ¦3Œ}œ>–``à; ÖÅÃÀü±¤˜��ùÜf~f.ˆ(Ãc€ «Ş& endstream endobj 82 0 obj <>/Metadata 13 0 R/Pages 79 0 R/StructTreeRoot 29 0 R/Type/Catalog>> endobj 83 0 obj <>/MediaBox[0 0 595.2 841.92]/Parent 79 0 R/Resources<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI]>>/Rotate 0/StructParents 0/Tabs/S/Type/Page>> endobj 84 0 obj <>stream hŞœ”mkÛ0€ÿÊı€•“d[² œ¬Ùm?,¥”~Ğá;ØêÈşıtòK�¬é0�t¯Ü=DÇÀ@'Å %È´¡$è�Ö ¥Î¤Jø“穆ëkœßá}İìM‰¿o�îËÊgqc€Ïf'‹ø™[ğÈÚ�­h–`ö+_[·ƒXi\˜ÃW[ä;J¤øÙvnW‚3\–&o!¸¬+7Ÿ×ǧ+)Ò`Á|Ÿ>â9ïÍŞbÖ¦ü4¯Ëmx[÷YÃoΔÅ&«òÒÃ[k¶E•Cá�9v�ŸWÎî}S]û”ƒÚiŠƒ«üÑw)6›= •úa¾÷M­I"OlQ�Ü•A:MJ’sP>İ)e6ÿ�úèÑWè"CDĞŞú^; �ê“? e*Ğ™úuÓ;ë#ŸÄ<Ó¢Mki2ÓißT›š&Šë¢Êª¶ïË¢iİbgša‰¯ó$|Ç[Ó{p®0¬qÉqõòÓÑ šv1.úZB×G¿VÌ? –Lş Ö”©øB¦d20˜)"¡£e †ì¤O·v‰œ³ó2�÷&s¬ó£ø)s!®÷ãz]ÇñØ÷9A;éiÔ©¦²ÓIõ¦ıwSÖ!Š 䇜ŒıMæB©Ï ¢‡R\ %ıu*ÿ0 …e’ endstream endobj 85 0 obj <>stream H‰´VßkÛ0~7ø¸Già‹îôÓP s’¦)õÖn{{¬ËƺÀºıÿìä¤ĞB0� ºÓIúô�>I0¹ƒ‹‹I;]ÎÀLnW›5¨ŸßªåL_^B3›ÂŸ²0hò—R¨Á€¯=2$GX3<=”Åç7°)‹¦+‹É4 ºïeAl@<–ĞZˆ�ÑB÷[Â#¬ÿÊÀ°î­´³eñEµº²¬ŞjoÔ;]±•ªõêF;5וS­”AZ‚]yu«É©¥®s7ŠªÑUÚö½~�h¤b¥wo|ã“ü­j%F¢ÅÏFuÒİo§Êc/âÍöWènÊb.‹»/‹×sá‚Åä_pÑS°[9ìÏóv ğ"?t–üğ ®#F†ÈCŒˆÇ@”r‚H# zÿ(ÛC=äâÇ+“³?­%“ã�L{Š;bjŒ2|³¸1ƒ ¤€tÈÑ\G‘£(j©Idu%Š2¢ f5ëµÙ»%€ÓÖ{}ŞüY—ã�`;Å–/!2ºáù# eÕÉAğ ıp�∈œÃ4œ£4""k0ÕƒÕ#"¢ˆ|˜µ^q«|şËc_{’ûšş�|\åkï—¦]ÓF©õY•GQNNßÉKí¯>B™¯C~y$ø/À À¤ endstream endobj 86 0 obj <>stream H‰´VMoÛ0½ğàÑÍú²åk�mÀ€†´µõÜ"©›%ö€ıû‰’#%íŒ\Ô™¤¨Ç§'*Y }�•ğ%ÏÖÅ7ÂDÑ‘•(�ÈŠÕ~Úã°18�„ioüë¾�¬*Vüy!¬*¶nÅ„æg"æ\>À»|Jç»CŸËğ£®I]ˆøéLJ9D×�ÜBû5Ï>µyö=Ï~Û"h‰?­«JP�¢´d´á°ïòìÇòìÚ†üÌ�qh峑%0àMCµ¶‹**´ÏHÉ‘°‰¥†ö~]tCÒ]Tğ‹»öı43@Ú½+Ieõÿ½×–r{šş°<݇.íîMI«…Ê×^S8õ€ 58¾�•*öÖ4Û7]Ğ�ìäâVï°ŠSá¤,AKÚh ªVÔ®~]‚S·Cæ :ÂËcÿ˜š–j •CQMşj‡£68õTİ!Ëæ•�k…'aM�±ƒÖw ˜×œòj©§’xº®˜Ã±�äXgK@ç¬z:f®öØR=4{èÌ•m¤[¬N›,&›BPŞû®À¥ îÎeæzóÓûè\IªÙ›Ú# ‡ï¾½ßœ‹ß—

Pengertian Sampah Rumah Tangga

Di dalam KBBI, sampah dimaknai sebagai segala sesuatu yang sudah habis nilai gunanya. Sedangkan rumah tangga adalah kegiatan yang berhubungan dengan urusan di dalam rumah. Jadi, sampah rumah tangga adalah segala sesuatu yang sudah habis nilai gunanya setelah dimanfaatkan oleh kegiatan sehari-hari di dalam rumah.

Sedangkan menurut Undang-undang No.18 tahun 2008, sampah rumah tangga bisa berarti sampah yang berasal dari kegiatan sehari- hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.